Rabu, 26 Maret 2008

Loji Gandrung

Bangunan megah nan indah ini adalah kediaman resmi (dinas) Walikota Solo. Rumah ini semula milik seorang pengusaha perkebunan yang kaya raya berkebangsaan Belanda, yaitu Johanes Agustinus Dezentje (1797-1839) yang beristrikan Raden Ayu Tjokrokoesoema, seorang kerabat Raja. Tahun 1942 ketika tentara Jepang memasuki wilayah Surakarta dan menangkapi orang-orang Belanda, bangunan indah yang oleh orang Solo disebut Loji Candrung itu menjadi "tak bertuan"; karena pemilik mmah yang masih ketumnan langsung Dezentje di tawan oleh tentara Jepang. Loji Gandrung kemudian menjadi kantor atau markas Militer Brigade V Slamet Riadi dan Gubernur Militer Jenderal Gatot Soebroto yang patungnya menghiasi halaman besar rumah ini.

Bangunannya, meski diilhami gaya Belanda, jelas menampilkan fitur budaya setempat. Misalnya, bagian dalamnya yang panjang dan sempit sebagaimana ciri khas rumah tradisional Belanda, diapit oleh selasar lebar yang dimaksudkan untuk melindungi bagian dalam rumah dari terjangan angin dan hujan tropis dan juga menjadikan ruangan sejuk saat suhu udara panas. Bangunan itu juga memiliki atap yang tinggi sehingga membentuk serambi yang lega. Pada rumah tradisional Belanda, atap seperti itu berfungsi sebagai penyangga bagian depan bangunan dan melindunginya dari hujan lebat. Atap yang curam ternyata juga menambah keteduhan; suatu kelebihan yang bias dinikmati di daerah tropis. Dan campuran pengaruh gaya Belanda-pribumi ini tampak paling kreatif pada fitur hiasan bangunan yang seakan menjalin kesan klasik Eropa dan Asia nyaris tanpa cacat.


Tidak ada komentar: